Showing posts with label Politik. Show all posts
Showing posts with label Politik. Show all posts

Saturday, September 24, 2011

Politik Indonesia - Politik Kepemimpinan Presiden SBY �Digoyang� Koruptor Kelas Kakap

Politik Indonesia - Politik Kepemimpinan Presiden SBY �Digoyang� Koruptor Kelas Kakap

Politikindonesia - Pemberantasan tindak korupsi yang terjadi di Indonesia ternyata memang benar-benar mendapat perlawanan dari para koruptor. Hal ini dirasakan benar oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Karena itu untuk kedua kali Presiden memperingati aparat penegak hukum dan masyarakat bahwa koruptor kelas kakap melakukan gerakan menghambat programnya dalam memberantas korupsi.

Presiden SBY menyatakan bahwa dirinya mendapatkan laporan bahwa koruptor kelas kakap telah berusaha mempengaruhi penegak hukum, termasuk KPK maupun Tim Tastipikor. Bahkan, Presiden juga mengungkapkan bahwa koruptor kelas kakap tersebut berusaha mempengaruhi dirinya agar membubarkan Tim Tastipikor.



Hal tersebut diungkapkan oleh Presiden SBY saat melantik Jenderal Sutanto menjadi Kapolri. Karena itu Presiden meminta Kapolri baru, Jenderal Sutanto agar terus melanjutkan dan menjadikan pemberantasan korupsi sebagai prioritas utama.

"Kita ingin kasus korupsi dijadikan prioritas karena kita ingin menyelamatkan aset negara dan keuangan rakyat. Kita ingin ekonomi rakyat tumbuh kembali," minta Presiden kepada Kapolri baru Jenderal Sutanto.

Selain itu, SBY juga mengakui bahwa koruptor kelas kakap masih mempunyai kekuatan dan keuangan yang besar sehingga mereka bisa berbuat apa saja untuk menghambat dan merintangi langkah-langkah pemberantasan korupsi. "Tapi mereka tidak akan bisa mengalahkan rakyat dan negara," janji Presiden.

Untuk itu, Presiden mengajak masyarakat dan aparat penegak hukum berketetapan hati untuk terus memberantas korupsi. Koruptor yang telah mengambil uang negara selain dihukum juga harus mengembalikan uang negara tersebut, ungkap Presiden. "Saya mengajak semuanya agar pemberantasan korupsi dilakukan dengan tegas dan penuh ketetapan hati. Kita harus melakukan sesuatu bagi mereka yang dinyatakan bersalah sebagai terpidana korupsi, yang seharusnya mengembalikan hasil korupsi tersebut kepada negara," kata Presiden.

Memberantas korupsi di Indonesia memang benar-benar berat, karena korupsi sudah menjalar ke segala sektor pemerintahan. Karena itu wajar bila Presiden SBY dalam waktu hampir dua bulan telah dua kali mengeluarkan pernyataan keras bahwa Kabinetnya sedang mendapat rongrongan dari koruptor kelas kakap.

Menyimak dari pernyataan Presiden tersebut nampaknya beliau ingin menyampaikan kesulitan pemerintahannya dalam memberantas korupsi. Untuk itu Presiden SBY ingin minta bantuan dari masyarakat untuk memberantas korupsi. Karena rongrongan dari para koruptor kelas kakap tersebut sudah sedikit menggoyahkan kepemimpinan SBY.

Apalagi, saat rapat dengar pendapat antara DPR dengan KPK dan Tim Tastipikor hari Kamis (7/7) lalu wakil rakyat sepertinya tidak mendukung penuh tindakan-tindakan KPK dan Tim Tastipikor. Rapat dengar pendapat tersebut seperti tempat �pengadilan� bagi KPK dan Tim Tastipikor. Hal tersebut dirasakan oleh Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
(Bambang H)


Lihat Juga:
andry pramudyamayyoli.blogspot.comnasib pegawai outsourcingpegawai outsourchingpegawai outsourcingoutsourcing pt posstruktur organisasi pt pos

Tuesday, September 20, 2011

Kutemukan Makna Jihad | Mantan Terroris Menjadi Pahlawan

Nasir Abbas, 42 tahun mantan militan Jaringan Al-Qaeda dari Malaysia telah telah menjadi pahlawan istilah kerennya "jagoannya" dalam komik yang berjudul "Kutemukan Makna Jihad" atau dalam bahasa gaulnya "I Found The Meaning of Jihad". Komik ini sudah dicetak lebih dari 10.000 ribu copy yang telah diedarkan di sekolah-sekolah negeri dan perpustakaan di Indonesia.

Saat ini Nasir Abbas bukan teroris lagi, tetapi dia tetap berjihad dengan cara lain sebagai informan polisi dan advokat anti terroris di indonesia.

Kutemukan Makna Jihad mengkisahkan perjalan seorang Nasir Abbas. Dimulai pada tahun 80-an ketika menjadi siswa di sekolah Islam (kalau di Indonesia Pondok Pesantren) yang diperuntukkan menjadi Mujahid atau tentara Islam berjihad atau berperang di Afganistan, selanjutnya diceritakan beliau menjadi tokoh terkemuka di Jamaah Islamiyah -bahasa inggrisnya Jemaah Islamiyah atau JI (baca: je i)- dan sampai akhirnya beliau menjadi seorang Pengajar. Abbas mulai mempertimbangkan eksistensinya di JI ketika non militer dijadikan sebagai target operasi kelompoknya itu untuk menguasai Asia Tenggara, yang berlawanan dengan keyakinan Nasir Abbas (Katanya...).

Meskipun Abbas tidak terlibat langsung dalam serangan di Bali yang menewaskan 200 orang pada tahun 2002, dia tetap di tangkap dan diinterogasi setahun kemudian (2003). Ketika diinterogasi Abbas meyakinkan pada Kepolisian Indonesia, bahwa dia menentang serangan itu. Kepolisian Indonesia akhirnya dapat menerima pernyatakaan Nasir Abbas tersebut dan menawarkan kerjasama untuk memberikan informasi kegiatan Jamaah Islamiah.

Nasir Abbas mengatakan bahwa Al-Qur'an tidak membenarkan terorisme."Saya ingin anak-anak belajar dari pengalam saya"(katanya begitu). Dia berharap kita semua tidak salah dalam mengartikan makna Jihad.

Demikianlah kira-kira sepenggal isi Komik "Kutemukam Makna Jihad", mudah-mudah anda berminat membelinya.
Untuk Pemesanan: silahkan bertanya pada mister google (googling)


Lihat Juga:
andry pramudyamayyoli.blogspot.comnasib pegawai outsourcingpegawai outsourchingpegawai outsourcingoutsourcing pt posstruktur organisasi pt pos

Tuesday, November 24, 2009

Keputusan SBY Terkait KPK-Polri Bagai Buah Simalakama


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat terbatas yang membahas soal rekomendasi dari Tim Delapan di kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (18/11). Rapat terbatas tersebut juga dihadiri oleh Kapolri Jenderal Pol. Bambang Hendarso Danuri dan Jaksa Agung Hendarman Supandji. (ANTARA/Widodo S. Jusuf )

Jakarta (ANTARA News) - Pilihan SBY dalam mengambil keputusan terkait masalah Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan Polri, yaitu antara melaksanakan atau mengabaikan rekomendasi dari Tim 8 memiliki konsekuensi yang sama rumitnya.

"SBY dihadapkan pada buah simalakama. Jika SBY mengabaikan n rekomendasi Tim 8, SBY akan melawan arus opini publik," kata pengamat politik Universitas Paramadina, Burhanuddin Muhtadi, di Jakarta, Selasa.

Burhanuddin mengatakan, Tim 8 telah merebut simpati publik dengan rekomendasi sela dan `final remark` yang mengakomodasi rasa keadilan publik.

Menurut dia, Tim 8 terbukti tidak terjebak pada pendekatan legal formalistik, bahkan berjasa dalam memulihkan citra SBY yang sebelumnya terkesan lamban dan normatif dalam menyikapi kasus KPK vs Polri.

Tapi, lanjutnya, jika SBY enggan melaksanakan rekomendasi Tim 8, SBY akan dianggap mengabaikan tim yang ia bentuk sendiri.

"Itu sama saja seperti peribahasa menepuk air didulang, memercik ke muka sendiri," kata peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) itu.

Sedangkan di lain pihak, nilai dia, jika SBY melaksanakan rekomendasi Tim 8, beberapa oknum polisi dan jaksa potensial menjadi `whistle blower` yang bisa saja menyeret nama-nama baru.

"Bagaimanapun kapolri dan jaksa agung tidak mau dipersalahkan," ujarnya.

Intinya, lanjutnya, SBY harus menuntaskan `unhealthy rivalry` atau persaingan tidak sehat antara KPK, polisi dan kejaksaan dengan menyelesaikan akar persoalan.

Melaksanakan rekomendasi Tim 8, tandasnya, adalah `entry point` atau jalam masuk SBY untuk memulihkan kepercayaan publik bagi reformasi institusi penegak hukum.(Antara)




Lihat Juga:
andry pramudyamayyoli.blogspot.comnasib pegawai outsourcingpegawai outsourchingpegawai outsourcingoutsourcing pt posstruktur organisasi pt pos